SALAM GUBUG LOVER...BERBUAT NYATA MESKI SEKECIL APAPUN

Sunday, December 11, 2016

Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (PAPAJI)

Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia 
(PAPAJI) / Papaji Gubug Raya 
Berperan Serta Dalam Mengurangi Judi sabung Ayam 
Dengan Menggelar Laga Ayam 
NON JUDI



Laga ayam yang di pertemukan dalam arena berbentuk lingkaran berdiameter 3 meter dengan penyekat setinggi 70 sentimeter.  “Ayam jumpa!”,
tak berselang lama, dua ayam itu beradu cakar, dan saling mematuk, saling beradu badan dan memukul, Selang 15 menit adu tanding ayam itu pun berakhir. Tidak ada ayam yang terluka, Juga tidak ada uang yang dipertaruhkan.


Laga ayam itu dilaksanakan Papaji Gubug Raya di pasar burung Gubug bertempat di Lantai dua pasar umum Gubug  "Selama ini, persepsi negatif masyarakat pada laga ayam masih melekat karena ada unsur judi dan memamerkan sadisme. Kami ingin melepaskan kesan itu," kata Mas Iphunk  selaku penggiat Papaji Gubug Raya.






Papaji mengutamakan seni bertarung ayam sebagai peninggalan budaya nenek moyang. Bagi Papaji, laga ayam hanyalah sebuah arena pembuktian untuk mengukur kualitas ayam hasil ternak sendiri yang mereka pelihara. Karena itu, ajang laga ayam yang dilakukan Papaji selalu dilakukan secara legal dengan meminta izin aparat keamanan dan warga setempat. Selain itu, unsur sadisme diminimalkan dengan penggunaan penutup pada taji ayam aduan.

Menggeluti hobi ayam laga dinilai mempunyai banyak sisi positif,menum buhkan sikap tekun, sabar, dan teliti. Sebab, upaya menghasilkan ayam jago yang unggul sangat menuntut sikap-sikap positif tersebut. Setiap ayam jago mempunyai karakter berbeda berdasarkan asalnya. Ayam Bangkok, misalnya, mempunyai teknik bertarung yang bagus dan daya tahannya lumayan. Ayam Burma mempunyai pukulan yang akurat, tapi tulangnya tipis. Sementara itu, ayam Vietnam mempunyai pukulan yang berat, tapi tidak bagus secara teknis. Upaya penyilangan yang tepat dan cermat dilakukan untuk mendapatkan ayam dengan gabungan jenis unggul. Yang kami harapkan ayam dengan daya tahan yang kuat, tekniknya baik, dan punya akurasi pukulan untuk mendapatkan hasil persilangan yang unggul, dibutuhkan waktu hingga 3-4 tahun.

Kini, Papaji mempunyai anggota sekitar 5.000, yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejumlah cabang yang telah resmi berdiri di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banjarmasin, Manado, dan Aceh. Mereka biasa melakukan pertemuan setiap bulan untuk adu tanding. Kegiatan lebih besar dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan jumlah peserta lebih banyak.





Dengan menggeluti secara serius dan professional dunia perayaman ini dapat memberdayakan banyak pihak terutama peternak ayam laga, perajin sangkar, penjual makanan, pnjual jamu/ vitamin, dll. Hal terpenting Papaji diharapkan bisa memperkenalkan kembali kepada masyarakat bahwa hobi memelihara ayam laga adalah sebuah seni budaya bangsa yang harus dilestarikan.

*)KILG News, Heri Sis.


4 comments: