SALAM GUBUG LOVER...BERBUAT NYATA MESKI SEKECIL APAPUN

Saturday, January 28, 2017

Gubug Merupakan Kota Yang Penuh dengan Keberagaman


Gubug merupakan kota yang penuh dengan keberagaman.

Secara geografis, Gubug terletak diantara Kec. Tegowanu, Kec.  Tanggungharjo, Kec. Kedungjati dan Kec. Kebonagung Kab. Demak. Meskipun kota ini tidak begitu luas dan bisa dibilang kota kecil, tapi Gubug dihuni oleh orang-orang yang memiliki ragam jenis budaya, agama, ras dan etnis. Setidaknya, ada beberapa hal ini bisa membuktikan keberagaman di Gubug.


Dibeberapa bagian jalan di Kota Gubug, jamak ditemukan beberapa tempat ibadah yang terletak berdekatan satu sama lain. Di Gubug, banyak ditemui tempat ibadah umat kristiani dan tempat ibadah umat muslim yang terletak di satu jalan yang sama dan letaknya berdekatan. Sebagai contoh di Jl. Bandarsari terdapat Mushola, Gereja dan Kelenteng. Meskipun begitu, mereka tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut dan justru saling menghotmati satu sama lain. Tak jarang pula umat dari berbeda keyakinan tersebut saling tolong menolong ketika hari raya tiba. Meminjamkan lahan untuk parkir di hari raya misalnya. Baik muslim sebagai mayoritas di Gubug hingga umat Konghucu sebagai umat yang jumlahnya paling sedikit di Gubug semua mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Mereka hidup rukun dan bergotong royong selama puluhan tahun.



Bukan hanya umat muslim dan nasrani saja, umat Kong Hu Chu juga bebas beribadah di Kelenteng Hok An Bio. Kelenteng ini juga dikenal sebagai Tempat Ibadah Tri Dharma Hok An Bio. Kelenteng ini merupakan saksi masuknya ajaran Kong Hu Chu dan budaya Tionghoa di Gubug. Kelenteng ini didominasi oleh warna merah dan kuning keemasan. Warna merah mewakili harapan akan kebahagiaan dan kesuksesan. Disisi lain, warna kuning keemasan melambangkan religiusitas.



Selain tempat ibadah, beberapa sekolah berbasis keagamaan juga banyak ditemui di Gubug. Di Gubug, tercatat beberapa sekolah baik swasta maupun sekolah negeri dimana siswa-siswinya banyak yang berasal dari beragam agama hingga keyakinan. Para siswa-siswi tersebut sudah terbiasa dengan keberagaman, mereka hidup dan berkawan dengan berbagai macam orang sejak mereka masih duduk dibangku sekolah, tapi tak pernah terdengar berita perselisihan antar mereka hanya karena perbedaan keyakinan.




*)KILG News, Firin-Heri Sis.

No comments:

Post a Comment